Minggu, 22 Januari 2012

10 KUNCI SUKSES KEHIDUPAN





Imam Syafi'i pernah mengatakan, jika kita mengupas satu surah Al Qur'an saja yaitu  surah Al Ashr, niscaya itu sudah mencakup seluruh sendi kehidupan. Sejak aqil baliq, selain hak, manusia juga diberikan kewajiban dalam menjalani kehidupannya. Waktu memegang kunci penting akan bernilainya suatu kehidupan manusia. Yang beruntung adalah mereka yang mampu memanfaatkannya dengan baik.

Bertaubat dan Belajar dari kegagalan
Waktu dibagi menjadi; masa lalu, masa sekarang dan masa depan. Ketiganya saling mempengaruhi pencapaian tujuan setiap insan ilahi, yaitu kesuksesan dan kebahagiaan. Namun, tak jarang di tengah perjalanan kita menemui kegagalan.
Ketika seorang Muslim mengalami kegagalan hendaknya ia (1)bertaubat dengan mengambil hikmah masa lalu. Kegagalan dipelajari untuk menghindari kesalahan yang terulang. Hubungan yang baik antara hamba dengan Sang Pencipta adalah ketika senantiasa tertanam dalam diri kita dua hal: (2)selalu merasa butuh dan perlu kepada Allah SWT serta (3)selalu berbaik sangka kepadaNya.
1. Saat kita merasa bergantung kepadaNya, kita akan (4)merasa takut akan murka dan azabNya jika kita tidak bertaubat.
2. Kala kita selalu berbaik sangka kepadaNya, akan tercipta (5) rasa optimis menjalani hidup, bahwa begitu besar rahmat dan kasih sayang Allah. Allah tak akan pernah memberikan ujian (dalam hal ini: kegagalan) yang tak mampu kita emban. Betapa banyak dosa dan kesalahan yang kita lakukan, pasti ampunan dan rahmat Allah lebih luas.

Taubat Nasuha ( taubat sejati)
1. Penyesalan
2. Tekad bulat dan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan lagi
3. Mencari lingkungan yang lebih baik/ kondusif.
Taubat dalam arti sosial yaitu intropeksi, kembali memeriksa kesalahan diri agar tidak terulang lagi dan takut terulang kembali. Dari taubat yang dilakukan sungguh-sungguh akan membuahkan maghfirah (ampunan).
Setelah bertaubat, kita tidak diam. Ada kehidupan masa sekarang. Kita pun ber- mujahadah(6); berjuang bersungguh-sungguh menjalani kehidupan ini, tidak tinggal diam. Terus berjuang. Allah SWT pun menjamin siapa saja yang berjuang dan memegang teguh aturanNya: Dan orang-orang yang berjuang bersungguh-sungguh berada di atas aturan Kami. Sungguh benar-benar  kami selalu akan membimbing dan mengarahkan mereka ke jalan-jalan Kami. (QS. 29 ayat 69). Dalam setiap perjuangan pasti ada kendala dan gesekan. Ketika itu terjadi, kita  (7) bersabar.

Sabar & Perjuangan yang berkesinambungan
Apa itu sabar? Dalam Bahasa Arab, kata sabar diambil dari kata sibir/ sibrun : sesuatu yang lebih pahit dari jadam. Jadam merupakan sesuatu  yang paling pahit di dunia, tetapi ada lagi yang lebih pahit yaitu sibir. Jadi, orang yang bersabar pastilah menjalani segala sesuatunya tidak enak, tidak menyenangkan, serta penuh kegetiran. Namun balasan bagi orang yang bersabar seperti yang telah dijanjikan Allah: “Sesungguhnya Allah akan memberikan balasan bagi orang yang sabar tanpa ada hitungan.” (Az Zumar ayat 10 )

Apa itu sabar? Banyak orang mengatakan 'sabar itu ada batasnya'. Menurut konsepsi Al Qur'an, seseorang disebut sabar jika ia memiliki empat karakter:
1. Daya tahan yang kuat/ tahan banting
2. Daya juang yang tangguh
Orang yang memiliki daya tahan yang kuat belum tentu mempunyai daya juang yang tangguh. Daya tahan harus disertai dengan daya juang yang sama kuatnya.
4. Aktif. Orang yang bersabar tidak diam/pasif. Ia mengatur strategi dalam menghadapi rintangan.
5. Kreatif. Cerdas menerapkan strategi-strategi menghadapi rintangan dalam perjuangan dengan istiqomah/ konsisten.

Dan berapa banyak nabi-nabi yang berperang bersama sejumlah besar pengikut mereka. Tiada mereka berlemah hati karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, tidak lesu dan tidak menyerah. Allah menyukai orang-orang yang sabar. (QS Ali 'Imran ayat 146).

Dalam periode Mekkah, Rasulullah SAW banyak mengalami ujian terutama saat berpulangnya Siti Khadijah dan pamannya, Abu Thalib. Keduanya merupakan tulang punggung (ummudul faqri) Rasulullah selama melakukan dakwah. Di mana Khadijah mendukung secara materil harta dan Abu Thalib secara moril. Hal ini menunjukkan betapa kekuatan Islam harus ditopang dengan harta dan kekuasaan.
Kaum kafir Mekkah pun lebih leluasa mengganggu. Apa yang dilakukan Rasulullah pada waktu itu? Beliau berjuang dengan tidak menetap di Mekkah dan berangkat ke Ethiopia meminta   dukungan. Dalam perjalanan beberapa bulan sampai di sana, Rasulullah diusir, dilempari batu hingga kakinya berlumuran darah. Di sini puncak kesabarannya. Beliau pun (8) bertawakal.

Tawakal

Ketika kita berjuang, begitu ada benturan kita terjatuh dan bersabar dengan bangkit kembali berjuang lebih keras, begitupun seterusnya. Seseorang belum dinamakan tawakal ketika ia hanya berjuang kemudian bersabar lalu tawakal. Karena tawakal itu upaya terakhir setelah perjuangan dan kesabaran dilakukan secara optimal hingga dirasakan segala daya upaya telah dikerahkan dalam perjuangannya.

Beberapa hal mengapa sabar dan berjuang harus dilakukan berkesinambungan:
* Ketika seorang hanya berjuang lalu bersabar dan langsung tawakal, nantinya ia belum siap menerima kenyataan. Sehingga, ketika mengalami kegagalan, ia akan pesimis. Sebaliknya jika sukses, ia akan lupa diri.
* Saat kita memutuskan ingin memasuki wilayah yang dinamakan tawakal, logika dan akal manusia sudah tidak berperan lagi.
Kata tawakal dari bahasa Arab berasal dari kata wakil  artinya menyerahkan sepenuhnya.  Contoh: seseorang mengatakan: “Saya mewakilkan masalah saya kepada anda”. Artinya: subjek yang mewakilkan ini sudah tidak lagi mempunyai kesanggupan menghadapi masalahnya. Dalam titik puncak ketidakberdayaan diri/ ketidakmampuan logika dalam menghadapi masalah, seseorang pun dapat 'bertawakal' kepada orang lain yang dianggapnya mampu dan lebih memiliki kekuatan darinya.
Apalagi ketika kita memutuskan bertawakal kepada Allah SWT, sangat dipastikan kita benar-benar telah sampai puncak kemampuan. Sedangkan kapasitas barometer keimanan manusia berbeda-beda.
Dengan kata lain, tidak mudah bagi orang mencapai tingkat tawakal. Karena tawakal  harus melalui rangkaian kesabaran dan perjuangan yang dilakukan berulang-ulang hingga sampai pada titik tawakal.
Contoh: Kita menyewa rumah dan tiap bulannya harus membayar.  Kita pun bekerja dan berusaha memenuhi kebutuhan termasuk melunasi sewa rumah. Namun hingga tiba waktu pelunasan, kita belum juga memperoleh uang untuk membayar setelah berusaha sekuat tenaga, saat itulah kita bertawakal: “Ya Allah kuserahkan semua ini kepadamu”.
Di sinilah hati yang bersuara, bukan lagi logika. Kita sudah pasrah dan siap
(9) menerima apapun keputusanNya (qadha & qadar).

Menyikapi kesuksesan

Ketika kita sukses, hendaknya tidak lupa diri. Bersyukurlah kepada Allah dengan rasa optimis kita akan memperoleh kesuksesan yang lebih besar lagi, karena perjalanan hidup seseorang tidak berhenti. Dalam lampiran skema pun dapat kita lihat hubungan masing-masing poin yang tidak berhenti.
Rasa optimis akan menimbulkan (10) rasa syukur. Bersyukur masih diberikan kehidupan, masih diberikan kesehatan serta kesempatan memperbaiki diri. Rasa optimis dan syukur ini membuahkan petunjuk (hidayah) dari Allah.

Pilihan dalam hidup

Begitu banyak pilihan-pilihan kehidupan yang diberikan Allah SWT untuk kita dalam perjuangan menuju cita-cita. Hasil (ketentuan) dari perjuangan yang akan diberikanNYa tergantung dari taubat, ibadah dan usaha kita masing-masing  Maka marilah kita berdoa dan berjuang jangan menyerah!

Diolah dari tausiyah Ustdz. Toras Zainuddin Nasution L.c.

Hubungan Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global dan Perubahan Iklim


Hubungan Efek Rumah Kaca, Pemanasan Global dan Perubahan Iklim

Secara umum iklim merupakan hasil interaksi proses-proses fisik dan kimiafisik dimana parameter-parameternya adalah seperti suhu, kelembaban, angin, dan pola curah hujan yang terjadi  pada suatu tempat di muka bumi. Iklim merupakan suatu kondisi rata-rata dari cuaca, dan untuk mengetahui kondisi iklim suatu tempat, diperlukan nilai rata-rata parameterparameternya selama kurang lebih 10 sampai 30 tahun. Iklim muncul setelah berlangsung suatu proses fisik dan dinamis yang kompleks yang terjadi di atmosfer bumi. Kompleksitas proses fisik dan dinamis di atmosfer bumi ini berawal dari perputaran planet bumi mengelilingi matahari dan perputaran bumi pada porosnya. Pergerakan planet bumi ini menyebabkan besarnya energi matahari yang diterima oleh bumi tidak merata, sehingga secara alamiah ada usaha pemerataan energi yang berbentuk suatu sistem peredaran udara, selain itu matahari dalam memancarkan energi juga bervariasi atau berfluktuasi dari waktu ke waktu. Perpaduan antara proses-proses tersebut dengan unsur-unsur iklim dan faktor pengendali iklim menghantarkan kita pada kenyataan bahwa kondisi cuaca dan iklim bervariasi dalam hal jumlah, intensitas dan distribusinya. 
Secara alamiah sinar matahari yang masuk ke bumi, sebagian akan dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa. Sebagian sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas di atmosfer yang menyelimuti bumi –disebut gas rumah kaca, sehingga sinar tersebut terperangkap dalam bumi. Peristiwa ini dikenal dengan efek rumah kaca (ERK) karena peristiwanya sama dengan rumah kaca, dimana panas yang masuk akan terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat menghangatkan seisi rumah kaca tersebut.


Efek Rumah Kaca

Peristiwa alam ini menyebabkan bumi menjadi hangat dan layak ditempati manusia, karena jika tidak ada ERK maka suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin. Gas Rumah Kaca (GRK) seperti CO2 (Karbon dioksida),CH4(Metan) dan N2O (Nitrous Oksida), HFCs (Hydrofluorocarbons), PFCs (Perfluorocarbons) and SF6 (Sulphur hexafluoride) yang berada di atmosfer dihasilkan dari berbagai kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak. Selain itu GRK juga dihasilkan dari pembakaran dan penggundulan hutan serta aktivitas pertanian dan peternakan. GRK yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, seperti karbondioksida, metana, dan nitroksida, menyebabkan meningkatnya konsentrasi GRK di atmosfer.
Berubahnya komposisi GRK di atmosfer, yaitu meningkatnya konsentrasi GRK secara global akibat kegiatan manusia menyebabkan sinar matahari yang dipantulkan kembali oleh permukaan bumi ke angkasa, sebagian besar terperangkap di dalam bumi akibat terhambat oleh GRK tadi. Meningkatnya jumlah emisi GRK di atmosfer pada akhirnya menyebabkan meningkatnya suhu rata-rata permukaan bumi, yang kemudian dikenal dengan Pemanasan Global.
Sinar matahari yang tidak terserap permukaan bumi akan dipantulkan kembali dari permukaan bumi ke angkasa. Setelah dipantulkan kembali berubah menjadi gelombang panjang yang berupa energi panas. Namun sebagian dari energi panas tersebut tidak dapat menembus kembali atau lolos keluar ke angkasa, karena lapisan gas-gas atmosfer sudah terganggu komposisinya. Akibatnya energi panas yang seharusnya lepas keangkasa (stratosfer) menjadi terpancar kembali ke permukaan bumi (troposfer) atau adanya energi panas tambahan kembali lagi ke bumi dalam kurun waktu yang cukup lama, sehingga lebih dari dari kondisi normal, inilah efek rumah kaca berlebihan karena komposisi lapisan gas rumah kaca di atmosfer terganggu, akibatnya memicu naiknya suhu rata-rata dipermukaan bumi maka terjadilah pemanasan global. Karena suhu adalah salah satu parameter dari iklim dengan begitu berpengaruh pada iklim bumi, terjadilah perubahan iklim secara global.


Pemanasan global dan perubahan iklim menyebabkan terjadinya kenaikan suhu, mencairnya es di kutub, meningkatnya permukaan laut, bergesernya garis pantai, musim kemarau yang berkepanjangan, periode musim hujan yang semakin singkat, namun semakin tinggi intensitasnya, dan anomaly-anomali iklim seperti El Nino – La Nina dan Indian Ocean Dipole (IOD). Hal-hal ini kemudian akan menyebabkan tenggelamnya beberapa pulau dan berkurangnya luas daratan, pengungsian besar-besaran, gagal panen, krisis pangan, banjir, wabah penyakit, dan lain-lainnya

Jenis-jenis English Text


NARRATIVE
Purpose: To amuse/entertain the readers and to tell a story

Generic Structure:
1. Orientation
2. Complication
3. Resolution
4. Reorientation

Dominant Language Features:
1. Using Past Tense
2. Using action verb
3. Chronologically arranged

RECOUNT
Purpose: to retell something that happened in the past and to tell a series of past event

Generic Structure:
1. Orientation
2. Event(s)
3. Reorientation

Dominant Language Features:
1. Using Past Tense
2. Using action verb
3. Using adjectives
Narrative and recount in some ways are similar. Both are telling something in the past so narrative and recount usually apply PAST TENSE; whether Simple Past Tense, Simple Past Continuous Tense, or Past Perfect Tense. The ways narrative and recount told are in chronological order using time or place. Commonly narrative text is found in story book; myth, fable, folklore, etc while recount text is found in biography.
The thing that makes narrative and recount different is the structure in which they are constructed. Narrative uses conflicts among the participants whether natural conflict, social conflict or psychological conflict. In some ways narrative text combines all these conflicts. In the contrary, we do not find these conflicts inside recount text. Recount applies series of event as the basic structure

DESCRIPTIVE
Purpose: to describe a particular person, place or thing in detail.

Dominant Generic Structure:
1. Identification
2. Description

Language Features:
1. Using Simple Present Tense
2. Using action verb
3. Using adverb
4. Using special technical terms


REPORT
Purpose: to presents information about something, as it is.

Generic Structure
1. General classification
2. Description

Dominant Language Feature
1. Introducing group or general aspect
2. Using conditional logical connection
3. Using Simple Present Tense

EXPLANATION
Purpose: To explain the processes involved in the formation or working of natural or socio-cultural phenomena.

Generic Structure:
1. General statement
2. Explanation
3. Closing

Dominant Language Features:
1. Using Simple Present Tense
2. Using action verbs
3. Using passive voice
4. Using noun phrase
5. Using adverbial phrase
6. Using technical terms
7. Using general and abstract noun
8. Using conjunction of time and cause-effect.

ANALYTICAL EXPOSITION
Purpose: To reveal the readers that something is the important case

Generic Structure:
1. Thesis
2. Arguments
3. Reiteration/Conclusion

Dominant Language Features:
1. Using modals
2. Using action verbs
3. Using thinking verbs
4. Using adverbs
5. Using adjective
6. Using technical terms
7. Using general and abstract noun
8. Using connectives/transition

HORTATORY EXPOSITION
Purpose: to persuade the readers that something should or should not be the case or be done

Generic Structure:
1. Thesis
2. Arguments
3. Recommendation

Dominant Language features:
1. Using Simple Present Tense
2. Using modals
3. Using action verbs
4. Using thinking verbs
5. Using adverbs
6. Using adjective
7. Using technical terms
8. Using general and abstract noun
9. Using connectives/transition
Then what is the basic difference between analytical and hortatory exposition. In simple word. Analytical is the answer of "How is/will" while hortatory is the answer of "How should". Analytical exposition will be best to describe "How will student do for his examination? The point is the important thing to do. But for the question" How should student do for his exam?" will be good to be answered with hortatory. It is to convince that the thing should be done

PROCEDURE
Purpose: to help readers how to do or make something completely

Generic Structure:
1. Goal/Aim
2. Materials/Equipments
3. Steps/Methods

Dominant Language Features:
1. Using Simple Present Tense
2. Using Imperatives sentence
3. Using adverb
4. Using technical terms

DISCUSSION
Purpose: to present information and opinions about issues in more one side of an issue (‘For/Pros’ and ‘Against/Cons’)
Generic Structure:
1. Issue
2. Arguments for and against
3. Conclusion
Dominant Language Features:
1. Using Simple Present Tense
2. Use of relating verb/to be
3. Using thinking verb
4. Using general and abstract noun
5. Using conjunction/transition
6. Using modality
7. Using adverb of manner

REVIEW
Purpose: to critique or evaluate an art work or event for a public audience

dominant Generic Structure:
1. Orientation
2. Evaluation
3. Interpretative Recount
4. Evaluation
5. Evaluative Summation

Dominant Language features:
1. Focus on specific participants
2. Using adjectives
3. Using long and complex clauses
4. Using metaphor

ANECDOTE
Purpose: to share with others an account of an unusual or amusing incident

Generic Structure:
1. Abstract
2. Orientation
3. Crisis
4. Reaction
5. Coda.

Dominant Language Features:
1. Using exclamations, rhetorical question or intensifiers
2. Using material process
3. Using temporal conjunctions

SPOOF
Purpose: to tell an event with a humorous twist and entertain the readers

Generic Structure:
1. Orientation
2. Event(s)
3. Twist

Dominant Language Features:
1. Using Past Tense
2. Using action verb
3. Using adverb
4. Chronologically arranged

NEWS ITEM
Purpose: to inform readers about events of the day which are considered newsworthy or important

Dominant Generic Structure:
1. Newsworthy event(s)
2. Background event(s)
3. Sources

Dominant Language Features:
1. Short, telegraphic information about story captured in headline
2. Using action verbs
3. Using saying verbs
4. Using adverbs : time, place and manner.



Sabtu, 21 Januari 2012

Contoh Karya Ilmiah Sederhana SMP



KARYA ILMIAH SEDERHANA


JUDUL : KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SMP NEGERI 6



OLEH : DIAN ISWAHYU HADI
KELAS : IX.8


GURU PEMBIMBING : HASRIDA NENGLELI M.Pd



SMP NEGERI 6 PEKANARU

T.P. 2009/2010






KATA PENGANTAR



Alhamdulillah, segala puji bagi Allah s.w.t, atas apa yang telah diberikan-Nya kepada kita.

Keaktifan belajar siswa sebaiknya perlu diperhatikan, terutama dalam belajar di kelas. Dalam pelaksanaannya, keaktifan siswa dipengaruhi oleh motivasi belajar dari masing – masing siswa tersebut. Tetapi, guru juga memiliki andil untuk memotivasi siswa agar lebih aktif lagi dalam belajar. Guru juga harus dapat bekerja sama dengan murid agar terjadi kesejahteraan antara guru dengan murid, terutama saat belajar.

Oleh karena itu, Guru harus bisa memotivasi siswa untuk lebih aktif lagi dengan  memberinya semangat, dukungan atau hal lainnya yang dapat membuat siswa lebih aktif dalam mengikuti pelajaran.

Buku ini dihadirkan sebagai pembelajaran agar siswa lebih termotivasi lagi untuk belajar dengan giat agar memperoleh hasil yang memuaskan.

Buku ini berisi penelitian tentang keaktifan siswa SMP Negeri 6 dalam belajar. Buku ini juga berisi tentang kajian teori - teori motivasi yang dapat membuat siswa lebih aktif lagi dalam belajar.

Semoga buku ini dapat menjadi salah satu alat yang dapat menyadarkan siswa dalam belajar dan bermanfaat bagi kita semua.







DAFTAR TABEL


Angket pada pembahasan       .       .       . Hal. 3
Observasi pada pembahasan   .       .       . Hal. 4
Wawancara pada pembahasan .       . Hal. 5
Anket pada lampiran               .       .       . Hal. 7, 8, 9, dan 10
Observasi pada lampiran .       .       . Hal. 10
Wawancara pada lampiran      .       .       . Hal. 11 dan 12



DAFTAR LAMPIRAN

                                   
        Lampiran Angket     .       .       .       .       Hal.   7 - 10
        Lampiran Observasi        .       .       .       Hal. 10
        Lampiran Wawancara      .       .       .       Hal.11 - 12











DAFTAR ISI



1. Kata Pengantar                    .         .         .         .         .         Hal.   i
2. Daftar tabel                         .         .         .         .         .         Hal.   ii
3. Daftar lampiran                             .         .         .         .         .         Hal.   ii

BAB 1

4.   – PENDAHULUAN
4.1  Masalah                                     .         .         .         .         .         Hal.   1
4.2  Latar belakang masalah    .         .         .         .         .         Hal.   1
4.3  Identifikasi masalah                   .         .         .         .         .         Hal.   1
4.4  Rumusan masalah            .         .         .         .         .         Hal.   1
4.5  Tujuan penelitian             .         .         .         .         .         Hal.   2
4.6  Manfaat penelitian           .         .         .         .         .         Hal.   2

BAB 2

5.   – ISI
5.1  Kajian teori                      .         .         .         .         .         Hal.   2
5.2  Bentuk kajian dalam teori penelitian
       Angket                                                 .         .         .         Hal.   3
       Observasi                                            .         .         .         Hal.   4
       Wawancara                                          .         .         .         Hal.   5

BAB 3

6.   – PENUTUP
6.1  Kesimpulan                      .         .         .         .         .         Hal.   5
6.2  Saran                                .         .         .         .         .         Hal.   5
                                     
7.    Daftar pustaka                           .         .         .         .         .         Hal.   6
8.    Lampiran                          .         .         .         .         .         Hal.   7







BAB 1

- PENDAHULUAN


·       Masalah
Mengenai keaktifan belajar siswa SMP Negeri 6 dalam belajar.


·       Latar belakang masalah
Seiring dengan kecanggihan teknologi, banyak siswa yang cenderung pergi bermain Internet daripada belajar. Hal ini menyebabkan konsentrasi belajar siswa dapat berkurang dan membuat siswa malas dalam belajar, terutama saat guru menerangkan pelajaran di kelas.
Adapun metode atau cara - cara yang akan Saya lakukan, yaitu dengan meneliti mengenai keaktifan dan cara belajar siswa SMP Negeri 6, terutama kelas 9 yang sebentar lagi akan melaksanakan UN.
Hal ini dianggap penting karena nilai – nilai siswa telah merosot tajam akibat kurangnya keaktifan belajar siswa.


·       Identifikasi masalah
Dari latar belakang diatas, sejumlah masalah dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1.      Siswa lebih cenderung bermain daripada belajar.
2.      Di dalam kelas, siswa jarang memperhatikan guru saat guru menerangkan pelajaran.
3.      Karena siswa jarang memperhatikan guru dan malas belajar, membuat nilai siswa menjadi turun drastis.


·                                                       Rumusan masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka masalah penelitian dapat dirumuskan sebagai berikut :
1.      Apakah penyebab keaktifan belajar siswa SMP Negeri 6 berkurang ?
2.      Bagaimana cara untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa ?







·       Tujuan penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan diatas,maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui:
-          Masalah yang menyebabkan keaktifan siswa berkurang.
-          Cara meningkatkan keaktifan belajar siswa agar mendapat nilai yang memuaskan.


·       Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berdampak positif terhadap siswa dan menyadarkan siswa tentang pentingnya keaktifan belajar siswa.




BAB 2

- PEMBAHASAN

·      Kajian teori

Sebagai seorang siswa, selayaknya harus aktif dalam belajar. Agar mendapat nilai dan prestasi yang memuaskan. Tetapi terkadang, motivasi tiap – tiap orang berbeda, baik dalam belajar ataupun bekerja. Karena semuanya sesuai dengan kebutuhan seseorang akan pentingnya motivasi. Karena untuk mendapatkan prestasi, dibutuhkan motivasi yang kuat.

Murray sebagaimana dikutip oleh Winardi merumuskan kebutuhan prestasi sebagai keinginan : ”Melaksanakan sesuatu tugas atau pekerjaan yang sulit. Menguasai, memanipulasi, atau mengorganisasi objek – objek fisik, melaksanakan hal – hal tersebut secepat mungkin dan seindipenden mungkin, sesuai kondisi yang berlaku. Mengatasi kendala – kendala, mencapai standar tinggi. Mencapai performa puncak untuk diri sendiri. Mampu menang dalam persaingan dengan pihak lain. Meningkatkan kemampuan diri melalui penerapan bakat secara berhasil”.








 Konsep penting motivasi belajar sebenarnya adalah proses internal yang mengaktifkan, memandu dan mempertahankan perilaku dari waktu ke waktu. Individu termotivasi karena berbagai alasan yang berbeda, dengan intensitas yang berbeda. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Vroom.

Vroom mengemukakan bahwa orang akan termotivasi untuk melakukan hal tertentu guna mencapai tujuan apabila mereka yakin bahwa tindakan mereka akan mengarah pada pencapaian tujuan tersebut ( Koontz, 1990 : 123 ).


Dari teori – teori diatas, dapat dikemukakan bahwa keaktifan belajar siswa tergantung dari motivasi siswa masing – masing. Bagi orang yang ingin berprestasi, Ia akan selalu termotivasi dalam melakukan hal apapun, termasuk dalam keaktifan belajarnya. 


Berikut merupakan contoh - contoh bentuk penelitian  
 (Dalam tabel).


PERNYATAAN

 


1. Cara belajar siswa SMP Negeri 6 sudah sesuai dengan Sekolah Standar Nasional ( SSN ).


2. Banyak siswa yang sudah aktif dalam belajar di kelas.


3. Banyak siswa yang bermain – main di kelas pada saat guru menerangkan pelajaran.


4. Karena sering bermain di warnet ( warung internet ), dapat membuat siswa malas belajar.

      5. Dengan adanya tugas – tugas yang diberikan guru dapat membuat siswa memahami materi pelajaran dan dapat meningkatkan keaktifan belajar.

SS










 S











KS










TS













1.     Penelitian dalam bentuk angket.



Ket :

SS        :           SANGAT SETUJU                  KS       :           KURANG SETUJU
TS        :            TIDAK SETUJU                     S          :           SETUJU





2.     Penelitian dalam bentuk Observasi (Pengamatan).



Waktu
Pengamatan

07.30



08.35





09.15

09.30

10.10



11.30

11.45




-Siswa SMP N 6 belajar di dalam kelas. Dalam belajar, masih terdapat siswa yang bermain saat guru menerangkan pelajaran.
 
-Terjadi pergantian jam pelajaran dan siswa sudah mulai keluar masuk kelas menunggu gurunya masuk ke kelas mereka. Bahkan, ada diantara murid – murid yang pergi ke kantin pada jam ini.

-Terjadi istirahat pertama.

-Siswa mulai masuk ke dalam kelas.

- Terjadi pergantian jam pelajaran dan siswa tetap keluar masuk kelas menunggu gurunya masuk ke kelas mereka.

- Terjadi istirahat kedua.

-Siswa mulai masuk ke dalam kelas. Pada saat ini, masih banyak murid yang diluar kelas. Padahal, bel masuk telah dibunyikan.






3.     Penelitian dalam bentuk Wawancara (Petanyaan).



Pertanyaan Wawancara
  1. Apakah anda sudah merasa aktif dalam belajar di kelas ?
  2. Menurut Anda, apakah Guru sudah menerangkan pelajaran dengan sebaik – baiknya ?
  3. Apakah Anda pernah bermain – main di kelas saat guru mata pelajaran menerangkan pelajaran ? Mengapa anda melakukan hal tersebut ?
  4. Menurut Anda, bagaimana cara meningkatkan keaktifan belajar siswa agar mendapat nilai yang memuaskan ?
  5. Apa harapan anda untuk siswa SMP Negeri 6 ke depan ?


BAB 3

·      Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan data dapat disimpulkan bahwa pada umumnya siswa SMP Negeri 6 masih kurang aktif dalam belajar. Hal ini disebabkan karena siswa lebih banyak bermain. Ini juga dapat disebabkan karena guru yang kurang kompeten dan kurang komunikatif terhadap murid. Untuk mengatasinya, diperlukan peran guru dan orang tua untuk membimbing murid agar termotivasi dalam belajar. Sehingga mendapat nilai yang memuaskan bagi mereka.


·      Saran
Disarankan agar dalam proses belajar mengajar, siswa SMP Negeri 6 dapat aktif lagi dalam belajar dan dapat menguasai materi yang diberikan pada guru mata pelajaran, yang bertujuan untuk mendapat  nilai yang memuaskan dengan motivasi yang diberikan atau didukung oleh orang tua dan guru.






DAFTAR PUSTAKA


Clelland,Mc.Teori Kebutuhan Berprestasi.
(http://www.google.com, diakses 27 Oktober 2009).


Maslow,Abraham.(1990).Teori Hirarki Kebutuhan.
(http://www.wikipedia.com, diakses 27 Oktober 2009).


Taylor,Frederick.(1998).Teori Motivasi Klasik.
(http://www.wikipedia.com, diakses 27 Oktober 2009).


Vroom,Victor H.Teori Harapan.
(http://www.google.com, diakses 27 Oktober 2009).





LAMPIRAN


Penelitian dalam bentuk angket


PERNYATAAN
 


1. Cara belajar siswa SMP Negeri 6 sudah sesuai dengan Sekolah Standar Nasional ( SSN ).


2. Banyak siswa yang sudah aktif dalam belajar di kelas.


3. Banyak siswa yang bermain – main di kelas pada saat guru menerangkan pelajaran.


4. Karena sering bermain di warnet ( warung internet ), dapat membuat siswa malas belajar.

      5. Dengan adanya tugas – tugas yang diberikan guru dapat membuat siswa memahami materi pelajaran dan dapat meningkatkan keaktifan belajar.

SS

-


-


-



-


-

 S

-


 -


ü



-


ü

KS

ü


ü


-



ü


-

TS

-


  -


  -



-


  -

Angket ini diisi oleh : Dwi Yudha Mahendra






PERNYATAAN
 


1. Cara belajar siswa SMP Negeri 6 sudah sesuai dengan Sekolah Standar Nasional ( SSN ).


2. Banyak siswa yang sudah aktif dalam belajar di kelas.


3. Banyak siswa yang bermain – main di kelas pada saat guru menerangkan pelajaran.


4. Karena sering bermain di warnet ( warung internet ), dapat membuat siswa malas belajar.

      5. Dengan adanya tugas – tugas yang diberikan guru dapat membuat siswa memahami materi pelajaran dan dapat meningkatkan keaktifan belajar.

SS

-



-

-



ü

-

 S

-



-

ü



-

ü

KS

ü



ü

-



-

-

TS

-



-

-



-

-

Angket ini diisi oleh : Ferdiansyah                                




PERNYATAAN
 


1. Cara belajar siswa SMP Negeri 6 sudah sesuai dengan Sekolah Standar Nasional ( SSN ).


2. Banyak siswa yang sudah aktif dalam belajar di kelas.


3. Banyak siswa yang bermain – main di kelas pada saat guru menerangkan pelajaran.


4. Karena sering bermain di warnet ( warung internet ), dapat membuat siswa malas belajar.

      5. Dengan adanya tugas – tugas yang diberikan guru dapat membuat siswa memahami materi pelajaran dan dapat meningkatkan keaktifan belajar.

SS

-


-


ü



ü

 -

 S

 -


 -


 -



 -

 -

KS

ü


ü


 -



 -

 -

TS

-


 -


 -



 -

ü


Angket ini diisi oleh : Novi Marcelina




PERNYATAAN
 


1. Cara belajar siswa SMP Negeri 6 sudah sesuai dengan Sekolah Standar Nasional ( SSN ).


2. Banyak siswa yang sudah aktif dalam belajar di kelas.


3. Banyak siswa yang bermain – main di kelas pada saat guru menerangkan pelajaran.


4. Karena sering bermain di warnet ( warung internet ), dapat membuat siswa malas belajar.

      5. Dengan adanya tugas – tugas yang diberikan guru dapat membuat siswa memahami materi pelajaran dan dapat meningkatkan keaktifan belajar.

SS

 -



 -

 -



 ü

 -

 S

 -



 -

ü



 -

 -

KS

 ü



 ü

 -



 -

 ü


TS

-



 -

 -



-

 -

Angket ini diisi oleh : Nur Rhayyan 


Dilihat dari kecenderungan memilih jawaban angket, pada umunya siswa menjawab bahwa masih banyak siswa yang kurang aktif dalam belajar. Hal ini dapat dibuktikan oleh siswa dalam memilih angket. Mereka juga memilih bahwa siswa SMP Negeri 6 masih banyak yang bermain – main pada saat guru menerangkan pelajaran. Ini membuktikan bahwa siswa SMP Negeri 6 masih kurang aktif dalam belajar.

Penelitian dalam bentuk Observasi

Waktu
Pengamatan
07.30



08.35




09.15
09.30
10.10


11.30
11.45



-Siswa Smp N 6 belajar di dalam kelas. Dalam belajar, masih terdapat siswa SMP Negeri 6 bermain saat guru menerangkan pelajaran. 
-Terjadi pergantian jam pelajaran dan siswa sudah mulai keluar masuk kelas menunggu gurunya masuk ke kelas mereka. Bahkan, ada diantara murid – murid yang pergi ke kantin pada jam ini.
-Terjadi istirahat pertama.
-Siswa mulai masuk ke dalam kelas.
- Terjadi pergantian jam pelajaran dan siswa tetap keluar masuk kelas menunggu gurunya masuk ke kelas mereka.
- Terjadi istirahat kedua.
-Siswa mulai masuk ke dalam kelas. Pada saat ini, masih banyak murid yang diluar kelas. Padahal, bel masuk telah dibunyikan.


         
Hasil pengamatan

            Berdasarkan pengamatan peneliti, ternyata masih banyak siswa yang kurang aktif dalam belajar. Terutama pada saat belajar di kelas. Lebih banyak siswa yang bermain pada saat guru menerangkan pelajaran. Kemudian pada saat pergantian jam pelajaran, siswa banyak keluar dari kelas bahkan sempat pergi ke kantin untuk berbelanja.
Padahal Guru pada jam tersebut akan masuk ke kelas mereka. Ini membuktikan bahwa kesadaran mereka akan belajar dan bersikap disiplin masih kurang. Ini juga dapat terjadi karena siswa tersebut tidak menerapkan motivasi belajar mereka dengan sungguh – sungguh. Hal inilah yang membuat nilai siswa menjadi turun drastis. Untuk itu, Guru diharapkan membimbing murid dengan sebaik – baiknya. Tujuannya agar siswa menjadi aktif dalam mengikuti pelajaran








Penelitian dalam bentuk Wawancara

Pertanyaan Wawancara
Jawaban dari narasumber
  1. Apakah anda sudah merasa aktif dalam belajar di kelas ?
  2. Menurut Anda, apakah Guru sudah menerangkan pelajaran dengan sebaik – baiknya ?
  3. Apakah Anda pernah bermain – main di kelas saat guru mata pelajaran menerangkan pelajaran ? Mengapa anda melakukan hal tersebut ?

  1. Menurut Anda, bagaimana cara meningkatkan keaktifan belajar siswa agar mendapat nilai yang memuaskan ?



      5.   Apa harapan anda untuk siswa SMP          Negeri 6 ke depan ?
1. Sudah. Karena Saya sudah mengikuti setiap pelajaran yang Saya pelajari.

2. Belum, karena masih ada guru yang kurang kompeten dalam mengajar.

3. Pernah. Karena guru menerangkan pelajaran terlalu rumit dan bertele – tele, sehingga Saya malas memperhatikan guru tersebut.

4. Selalu memperhatikan pelajaran yang diterangkan guru, Melaksanakan tugas – tugas yang diberikan guru, Mengulas pelajaran yang telah berlalu di rumah,dan belajar dengan rajin serta bersungguh – sungguh.

5. Siswa SMP Negeri 6 menjadi siswa yang dibanggakan, menjadi siswa yang sukses, dan menjadi siswa yang berguna bagi Nusa, Bangsa dan Agama.

Nama Narasumber : Annisha A, Rezki M.R, dan Widya A.W.






Pertanyaan Wawancara
Jawaban dari narasumber
  1. Apakah anda sudah merasa aktif dalam belajar di kelas ?
  2. Menurut Anda, apakah Guru sudah menerangkan pelajaran dengan sebaik – baiknya ?
  3. Apakah Anda pernah bermain – main di kelas saat guru mata pelajaran menerangkan pelajaran ? Mengapa anda melakukan hal tersebut ?
  4. Menurut Anda, bagaimana cara meningkatkan keaktifan belajar siswa agar mendapat nilai yang memuaskan ?




      5.   Apa harapan anda untuk siswa SMP          Negeri 6 ke depan ?
1. Sudah. Karena Saya sudah mengikuti setiap pelajaran yang Saya pelajari.

2. Belum, karena masih ada guru yang kurang pandai dalam mendidik muridnya.

3. Pernah. Karena keterangan guru tersebut membosankan.


4. Guru dan murid harus komunikatif dan tidak tegang dalam belajar. Juga dengan meningkatkan kemampuan guru dalam menerangkan pelajaran. Otomatis, siswa akan dapat menangkap pelajaran dengan baik.


  1. Siswa SMP Negeri 6 menjadi siswa yang berprestasi, menjadi siswa yang aktif, dan menjadi siswa yang membanggakan sekolahnya.

Nama Narasumber : Fajar Nugroho.


Dilihat dari wawancara di atas, pada umumnya, Informan ( sumber informasi ) mengatakan bahwa mereka selalu aktif dalam mengikuti pelajaran. Mereka juga pernah bermain – main di dalam kelas pada saat guru menerangkan pelajaran. Mereka melakukan hal tersebut, karena guru memberikan keterangan terlalu membosankan dan terlalu panjang lebar, sehingga mereka malas memperhatikan guru tersebut.

Dari wawancara diatas, dapat  disimpulkan bahwa guru belum menerangkan pelajaran dengan sebaik – baiknya. Guru juga kurang komunikatif terhadap murid sehingga murid tidak dapat menangkap pelajaran dengan baik. Untuk itu diharapkan agar siswa dan Guru SMP Negeri 6 dapat bekerja sama dengan baik untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, terutama bagi murid.